Mungkin banyak orang yang masih bertanya-tanya, apa bedanya pneumonia biasa dan infeksi akibat bakteri mycoplasma?
Sebanyak 6 kasus pneumonia anak akibat bakteri mycoplasma telah ditemukan di Jakarta. Bakteri inilah yang juga jadi perbincangan banyak orang karena diduga memicu lonjakan penyakit misterius pada anak di China.
Pada dasarnya, penyakit yang disebabkan bakteri satu ini tak jauh berbeda dengan pneumonia pada umumnya, termasuk juga soal gejalanya.
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan menyebut bahwa pneumonia akibat bakteri mycoplasma sebenarnya bukanlah penyakit baru. Bakteri penyebab peradangan akut pada paru ini telah ditemukan dari lama, bahkan sejak periode 1930-an.
Karena bukan penyakit baru, pengobatan untuk Mycoplasma pneumoniae tidak susah dicari karena dapat ditemukan di Puskesmas dan dapat diperoleh menggunakan BPJS.
"Makanya, masyarakat tidak perlu panik karena penyakit ini sudah lama ditemukan di Indonesia," katanya dalam keterangan pers, Rabu (6/12).
Mengutip Mayo Clinic, pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Kantung udara dapat terisi cairan atau nanah yang menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.
Pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Tingkat keparahan pneumonia dapat berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa.
Penyakit ini paling serius terjadi pada bayi dan anak kecil, orang berusia di atas 65 tahun, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan tubuh lemah.
Sementara dari segi karakteristiknya, kondisi pasien yang terinfeksi pneumonia akibat bakteri mycoplasma cenderung lebih ringan dibandingkan pneumonia biasa.
Dokter spesialis anak di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Nastiti Kaswandani dalam konferensi pers daring, Rabu (6/12), mengatakan bahwa penyakit pneumonia yang biasa ditemukan kebanyakan disebabkan oleh bakteri pneumokokus.
Gejala pneumonia biasa akibat pneumokokus bisa muncul secara tiba-tiba, berbeda dengan mycoplasma pneumonia yang kadang tak disadari.
Menurut dia, saat dia terinfeksi pneumonia biasa atau tipikal, gejalanya meliputi batuk hingga timbul sesak. Pasien juga memerlukan rawat inap dan dibantu oksigen. Lain halnya dengan pneumonia akibat bakteri mycoplasma.
"Gejala sesaknya sangat jarang dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Makanya perawatan di rumah sakit juga sangat jarang dan kematiannya juga lebih jarang," ujar Nastiti soal beda pneumonia biasa dan pneumonia akibat infeksi bakteri mycoplasma.
Sumber: cnnindonesia.com